简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Federal Reserve (FOMC) dalam risalah rapat Juli menekankan keseimbangan yang rapuh: di satu sisi, inflasi masih di atas target dan tekanan tarif impor mulai merembes ke harga barang; di sisi lain, pas
Federal Reserve (FOMC) dalam risalah rapat Juli menekankan keseimbangan yang rapuh: di satu sisi, inflasi masih di atas target dan tekanan tarif impor mulai merembes ke harga barang; di sisi lain, pasar tenaga kerja serta momentum ekonomi menunjukkan tanda-tanda pelemahan, sehingga kebijakan moneter berada dalam posisi sulit.
Dari sisi ekonomi, pertumbuhan AS melambat signifikan pada paruh pertama tahun ini. PDB kuartal pertama mengalami kontraksi, kuartal kedua sedikit pulih tetapi tetap lemah. Konsumsi melambat, investasi perumahan turun, sementara kontribusi positif dari ekspor bersih lebih bersifat sementara akibat “front-loading” impor.
Inflasi tetap menjadi tantangan. PCE dan inti PCE masing-masing sekitar 2,5% dan 2,7%, lebih tinggi dari target. Tarif impor meningkatkan harga barang, sedangkan inflasi jasa yang sedikit melemah belum cukup mengimbangi.
Pasar tenaga kerja masih kokoh dengan tingkat pengangguran 4,1%, namun terdapat kerentanan struktural. Pertumbuhan lapangan kerja terkonsentrasi pada sektor tertentu, sebagian kelompok menghadapi kenaikan pengangguran, dan premi gaji bagi pekerja baru menurun. Hal ini mencerminkan pelemahan permintaan. Perusahaan cenderung berhati-hati, menahan rekrutmen maupun PHK karena ketidakpastian kebijakan.
Pasar keuangan tampak lebih optimistis. Saham teknologi besar terdorong ekspektasi AI, mengangkat valuasi S&P 500 ke level tinggi. Spread kredit menyempit, risk appetite membaik. Namun, saham berkapitalisasi kecil tertinggal di bawah rata-rata historis, menandakan kepercayaan pasar terhadap luasnya pemulihan ekonomi masih rendah. Kondisi keuangan secara umum longgar, memberi bantalan bagi perekonomian.
Risalah juga menyoroti risiko stabilitas keuangan: valuasi aset tinggi, meningkatnya gagal bayar pinjaman properti, kerentanan bank terhadap risiko suku bunga, serta potensi risiko dari stablecoin. Hal ini memperlihatkan bahwa The Fed harus menyeimbangkan risiko jangka pendek dengan stabilitas jangka panjang secara hati-hati.
Tarif impor menjadi isu utama. Sebagian besar anggota menilai efek tarif akan ditransmisikan ke harga konsumen dengan jeda waktu. Beberapa perusahaan menahan margin, merestrukturisasi rantai pasok, dan mengadopsi otomatisasi untuk mengurangi beban. Namun, seiring waktu, biaya akan dialihkan ke konsumen. Perbedaan pandangan muncul: ada yang menganggap tarif sebagai guncangan harga sekali waktu, sementara lainnya khawatir tarif akan membuat inflasi lebih lengket.
Perbedaan ini tercermin pada sikap kebijakan. Mayoritas mendukung mempertahankan Fed Funds Rate di 4,25%–4,50% sambil menunggu data. Namun, Bowman dan Waller mendorong pemangkasan 25 bps, dengan alasan inflasi (tanpa tarif) mendekati target dan risiko pasar tenaga kerja meningkat. Pemangkasan dini dinilai mampu mengurangi risiko resesi.
Risalah menegaskan adanya dua risiko utama: inflasi kembali naik atau memburuknya pasar kerja. Sebagian besar menilai inflasi lebih berbahaya, sementara sebagian kecil mulai menekankan risiko tenaga kerja. Artinya, arah kebijakan ke depan bisa terpecah dan pasar harus fokus pada data baru.
Dalam hal neraca, FOMC tetap pada jalurnya, menilai cadangan masih cukup, meski mengakui likuiditas bisa mengetat karena pengisian ulang akun TGA oleh Departemen Keuangan. Lonjakan penggunaan Standing Repo Facility (SRF) pada akhir kuartal mencerminkan kebutuhan likuiditas. Komite berkomitmen memantau pasar uang dan memberi dukungan bila perlu.
Ke depan, tantangan utama adalah menghadapi “inflasi tarif” dan “pelemahan tenaga kerja” secara bersamaan. Bila inflasi tetap tinggi, Fed harus mempertahankan sikap ketat; bila tenaga kerja melemah tajam, pelonggaran jadi opsi. Jika keduanya terjadi sekaligus (stagflasi), kebijakan akan sangat sulit.
Risalah ini menjadi pengantar menuju Simposium Jackson Hole. Powell kemungkinan menegaskan dua hal: menjaga fleksibilitas kebijakan dan pentingnya menjaga jangkar ekspektasi inflasi jangka panjang. Pasar memperkirakan rapat September sebagai titik balik, namun keputusan akhir bergantung pada data tarif dan tenaga kerja.
Dengan kata lain, The Fed berada di “persimpangan jalan”: tidak bisa mengabaikan inflasi, juga tidak boleh mengabaikan pasar kerja. Pesan utama adalah “sabar dan data-dependent.”
Kesimpulan: Ketidakpastian pasar meningkat, arah jangka pendek membingungkan. Investor disarankan fokus pada siklus ekonomi jangka panjang. Daya beli mata uang tetap faktor utama bagi emas, sebuah hukum pasar yang tak berubah selama seabad terakhir.
Analisis Teknis Emas

Harga emas masih terjebak dalam kanal turun dan gagal menembus level resistensi 3348–3350. Selama tertahan, bias tetap bearish. Empat hari pertama minggu ini ditandai konsolidasi sempit dengan kecenderungan turun. Dengan katalis Simposium Bank Sentral global, hari ini pasar berpotensi menemukan arah jelas.
⚠️ Peringatan Risiko: Analisis, data, dan opini di atas hanya merupakan komentar pasar umum, bukan rekomendasi resmi. Investor bertanggung jawab penuh atas risiko perdagangan.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.